Minggu, 24 Januari 2016

Segregasi #17

Unik namanya, santai pembawaannya, tidak punya patron-patron tertentu dalam berinteraksi, sangat humanis. Atis namanya. Atis adalah kata bahasa jawa yang berarti dingin. Padan kata dari adem, anyes, anyep. Padahal Atis bukan orang jawa, dia asli borneo. Atis mengingatkan saya pada Dyah Pitaloka Prabu Putri Sunda Galuh, Roro Mendut gadis pesisir Pati, dan Ni Arumardi selir Tumenggung Wiraguna Senapati Mataram. Dia perpaduan tiga orang itu plus Salma Hayek aktris hollywood. Kebahagiaan Tersendiri bisa kenal dengaanya. Tengah malam nanti kami janjian untuk bertemu. Dia ingin ngobrol tentang rencananya akan membuat Komunitas Muda Mudi Anti Agitasi. Saya sudah tidak sabar dengan pertemuan tengah malam nanti itu. Atis, semoga kau tidak lupa dengan janjimu membawakan kue khas borneo buatanmu sendiri.

.................


Sesuai kesepakatan saya dan Atis bertemu di kedai kopi. Saya celingak-celinguk mencari sesuatu.
"Sebelum kamu bertanya aku jelasin dulu, Mas. Hahaha, aku belum bisa menuhin janji bawain kue khas borneo yang aku bikin sendiri buat Mas. Bukan ingkar, juga bukan karena lupa. ada beberapa bahan yang sulit didapat di sini, Mas. Santai ya, Mas. Satu waktu nanti pasti kupenuhin. Kalau ngga ya pas aku balik rumah Mas ikut saja".
"Wah, duit dari mana saya, Tis?".
"Nabung dong, Mas".
"Nabung ayam?".
"Itu sabung, Mas. Gitu aja kok sewot sih? Kalau ikut balik aku tar aku ongkosin lah".
"Tidak usah. Memang saya cowok? ... apakah?
"Hah?! Songong nih orang tua. Belagu lu, Mas. Ngga pantes ama tampang, Mas. O iya, aku baca status FBmu lho, Mas. Yang kebayang mengenai nama komunitas yang akan aku bikin adalah Gerakan Anti Hasutan. Setelah baca status FB Mas, kupikir lebih bagus yang Mas sebut itu. Komunitas Muda Mudi Anti Agitasi. Bisa disingkat M2A2".
"Bagaimana nanti arah komunitas itu, Tis?".
"Zaman sekarang susah ngebedain mana fakta mana fiktif, Mas. Banyak komunitas, lembaga, ataupun instansi yang makai jurus hasutan untuk mencapai tujuan dan menjaga kepentingan mereka. M2A2 nantinya akan membongkar 2 hal yang tengah berkembang di masyarakat itu. Kemudian hasil bongkaran itu akan kita aplikasikan menjadi kegiatan, event di kampung-kampung. Issue counter, intinya begitu, Mas. Aku udah ngebentuk Tim Inti. Tim Inti terdiri 9 orang. Tar aku kenalin sama mereka, Mas".
"Berarti aku adalah salah satu dari sembilan orang itu?".
"Nah, belagu lagi kan. Kepedean amat sih jadi orang lu, Mas?".
Saya tertawa dan berkata dalam hati; "Kurang ajar betul ini perempuan?".
"Mas itu ngga cocok berada di garis depan. Di balik layar aja ya. Semacam pembina atau penasehat gitu. Ah bukan-bukan. Jadi tambah kepedean tar Mas. Bukan-bukan. Pokoknya Mas di bagian yang ngga nampak. Lho! Makhluk halus dong jadinya. Ehm, yang betul Mas di balik yang nampak. Paham kan, Mas?
Saya berkata dalam hati lagi; "Iya kan? Kurang ajar sekali kan perempuan ini?".
"Udah ah Mas ngobrol M2A2nya. Dah rame nih kedainya. Tar ada yang nguping bisa berabe aku. Ehm, aku mau nanya, Mas. Masa aku perpaduan Pitaloka, Mendut, Arumardi plus Hayek sih? Kalau Pitaloka sama Mendut aku paham sih. Keras dan teguhnya kan? Lha kalau Arumardi? Siapa dia dan gimana tuh orang, Mas?".
"Iya, kemiripan kamu sama Pitaloka dan Mendut betul begitu. Kalau Arumardi cari sendiri ya. Biar surprise, hahaha".
"Kurang ajar lu, Mas. Dasar songong. Kalau Hayek apaan coba?"
"Hehe. Rambutnya, kalian mirip. Keriting-keriting gimanah gituh. Hehe, sexy abis, Tis. Hehe".
"Nakal. Nakal kamu, Mas. Heh! Tapi cantikkan aku kan sama dia?
Saya tertawa cukup keras.
"Lho?! Iya to? hayek sama aku cantikkan aku to?".
"Iya. Iya. Cantikkan kamu. Tapi lebih kaya dia, lebih pintar dia, dan lebih terkenal dia. hahaha".
"Biarin. Yang penting cantikkan aku".
Atis mengulang kalimat itu sampai tiga kali dengan intonasi yang datar. Bukan intonasi marah, protes, atau ngambek. Itulah keteguhannya. Dan saya berkata dalam hati lagi; "Iya, Tis. Kamu cantik, cantik, cantik sekali. Alma dan Nona Cahaya juga cantik. Tapi tak tahukah kalian bahwa kata cantik itu akan lebih bermakna jika ....".
Tiba-tiba atis berteriak mengagetkan saya,
"Mas, aku punya kejutan untuk, Mas. Tapi malem minggu tar aja ya. Capek, dah ngantuk juga nih. Yuk pulang, Mas".
Dari tadi saya sudah penasaran dengan 9 orang Tim Inti Komunitas Muda Mudi Anti Agitasi itu siapa saja. Sekarang bertambah lagi penasaran saya apa kejutan dari Atis tiga hari lagi.
"Ah, aku ingin terpejam barang semenit dulu, Tis".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar